Total Tayangan Halaman

Selasa, 19 Juni 2012

MIGRAIN AURA


 TINJAUAN TEORI
1.      Pengertian

Migrain adalah nyeri kepala rekuren, idiopatik, yang bermanifestasi sebagai serangan – serangan yang berlangsung antara 4 – 72 jam. Ciri – ciri nyeri kepala yang khas besifat unilateral, berdenyut – denyut, dengan intensitas nyeri dari sedang hingga berat dan diperburuk oleh aktifitas fisik rutin dengan fotofobia atau fonofobia.
Migrain adalah sakit kepala vaskular kronis yang mempengaruhi sekitar 15 % dari penduduk di dunia. Wanita dua kali lebih mungkin menderita serangan migrain dan bila ada riwayat migrain dala keluarga , rasio ini akan menjadi lebih tinggi. Migrain adalah sakit kepala berdenyut menyebar yang dapat berlangsung dimana saja antara 4-72 jam, biasanya mempengaruhi satu sisi kepala. Diperkirakan bahwa perluasan tiba-tiba pembuluh darah yang membawa darah ke otak mengganggu jaringan syaraf di sekitarnya, sehingga menyebabkan migrain.
Sakit kepala migrain adalah bentuk dari sakit kepala vascular. Sakit kepala migrain disebabkan oleh vasodilasi (pembesaran dari pembuluh-pembuluh darah) yang menyebabkan pelepasan dari kimia-kimia dari serat-serat syaraf yang melingkar (menggulung) sekeliling arteri-arteri besar dari otak. Pembesaran dari pembuluh-pembuluh darah ini meregangkan syaraf-syaraf yang melingkar sekeliling mereka dan menyebabkan syaraf-syaraf melepaskan kimia-kimia. Kimia-kimia ini menyebabkan peradangan, nyeri, dan pembesaran yang lebih jauh dari arteri. Pembesaran yang meningkat dari arteri-arteri memperbesar nyeri.
2.      Penyebab
a.       Faktor psikologis
1)   Stress , depresi
b.      Farkor Lingkungan
1)   Rokok
2)    Bau menyangat
3)    Perubahan cuaca
4)    Cahaya atau suara
c.         Faktor makanan
1)      Yang mengandung tiramin
2)      Food additive (MSG,aspartam)
3)      Coklat,kopi
4)      Jeruk
d.      Faktor obat-obatan
1)      Simetidin
2)      Kokain
3)      Fluoksetin
4)      Indometasin
5)      Nikotin
6)      Nifedipin,dll
e.       Faktor hormonal
1)      Menstruasi
2)      Hamil,menopause
f.       Faktor gaya hidup
1)      Kurang atau kebanyakan tidur
2)      Terlambat makan , dll
3. Klasifikasi
a.  Migrain dengan aura
Pada migrain ini pasien mengalami migrain dengan sedikitnya tiga dari empat karakteristik :
1)      Pasien mengalami dan  gejala aura yang reversible (meliputi gangguan visual,  sensasi abnormal pada kulit, sulit bicara , dan kelemahan otot)
2)      Pasien mengalami aura yang berkembang secara bertahap lebih dari empat menit  atau dua gejala aura berturut-turut
3)      Gejala aura berahir tidak lebih dari 60 menit
4)      Aura terjadi terjadi tidak lebih dari 60 menit sebelum terjadi nya sakit kepala
b. Migrain  tanpa  aura
1)      Sedikitnya lima serangan dengan karakteristik tertentu
2)      Terjadi antara 4-72 jam
3)      Karakteristik : unilateral, berdenyut-denyut, intensitas sedang sampai    berat, bisa bertambah dengan aktifitas fisik
4)      Pasien mengalami mual atau muntah, atau photopobia atau phonophobia

4.Anatomi dan Fisiologi
Pembagian susunan saraf
a.       Susunan saraf sentral
1)      Medula spinalis
2)      Otak
a)      Otak besar
b)      Otak kecil
c)      Batang otak
b.      Susunan saraf perifer
1.      Susunan saraf somatik
2.      Susunan saraf otonom
a)      Susunan saraf simpatis
b)      Susunan saraf para simpatis

c.       Saraf  Kepala (saraf otak )
1)      Nervus Olfaktorius
Bersifat sensorik seperti hidung ,membawa rangsangan aroma dari rongga hidung ke otak. Fungsinya saraf pembau yang keluar dari otak di bawah dahi yang disebut lobus olfaktorius, kemudian saraf ini melalui lbang yang ada dalam tulang tapis akan menuju rongga hidung selanjutnya menuju sel-sel panca indera.
2)      Nervus Optikus
Bersifat sensoris, mensarafi bola mata membawa rangsangan penglihatan ke otak. Fungsinya serabut mata yang serabut sarafnya keluar dari bukit IV dan pusat didekatnya serabut tersebut. Memiliki tangakai otak dan membentuk saluran optik dan bertemu  di tangkai hipofise dan membentang sebagai saraf  mata.
3)      Nervus Okulomotoris
Bersifat motoris, fungsinya saraf penggerak mata keluar dari sebelah tangkai otak  dan menuju ke lekuk mata dan mengusahakan persyarafan otot  yang mengangkat kelopak mata atas.
4)      Nervus Troklearis
Bersifat motoris dan mensarafi otot-otot orbital. Fungsinya, saraf peutar mata yang pusatnya terletak di belakang pusat saraf penggerak mata ,dan saraf penggerak mata masuk ke dalam lekuk mata menuju orbital miring  atas mata.
5)      Nervus Trigeminus
Sifatnya majemuk ( sensoris motoris ) saraf ini mempunyai 3 buah cabang yaitu : nervus optalmikus, nervus maksilaris, dan nervus mandibularis


6)      Nervus Abdusen
Bersifat motoris, fungsinya sebagai saraf penggoyang sisi mata dimana saraf ini keluar di sebelah bawah jembatan pontis menembus selaput otak sela tursika.
7)      Nervus  Fasialis
Bersifat sensoris dan motoris , fungsinya sebagai mimik wajah  dan menghantarkan rasa pengecap.
8)      Nervus Auditorius
Bersifat sensoris, berfungsi sebagai saraf pendengar.
9)      Nervus Glossofaringeus
Bersifat sensoris dan motoris, fungsinya sebagai saraf lidah tekak  dimana saraf ini  melewati lorong diantara tulang belakang dan karang.
10)   Nervus Vagus
Bersifat sensoris dan motoris, mengandung saraf motorik, sensorik dan para simpatis faring, laring, paru-paru dan esofagus.
11)   Nervus Assesorius
Bersifat motoris, fungsinya sebagai saraf tambahan, terbagi atas 2 bagian, bagian yang berasal dari otak, dan bagian yang berasal dari sumsum tulang belakang.
12)   Nervus Hipoglosus
Bersifat motoris, fungsinya sebagai saraf lidah dimana saraf ini terdapat didalam sumsum penyambung. Saraf ini memberikan ranting –ranting pada otot yang melekat pada tulang lidah dan otot lidah.
5.      Patofisiologi
Mekanisme dasar bagi korteks serebri untuk menghindari kerusakan organ ialah dengan mengurangi pasokan darah menuju otak, sehingga akan terjadi perubahan diameter pembuluh darah otak, yang bermanifestasi sakit kepala akibat perubahan vaskular tersebut. Secara klinis, sakit kepala dibagi menjadi dua kategori; sakit kepala primer dan sakit kepala sekunder. Sakit kepala primer terjadi tanpa kerusakan organ (etiologi struktural), misalnya sakit kepala vaskular (migren), cluster headache, tension headache, dan sakit kepala akibat penggunaan obat yang berlebih. Sedangkan sakit kepala sekunder terjadi karena adanya kerusakan struktural atau organik. Vasokontriksi intrakranial di bagian luar korteks berperan dalam terjadinya migren dengan aura. Pendapat ini diperkuat dengan adanya nyeri kepala disertai denyut yang sama dengan jantung. Pembuluh darah yang mengalami konstriksi terutama terletak di perfier otak akibat aktivasi saraf nosiseptif setempat. Teori ini dicetuskan atas observasi bahwa pembuluh darah ekstrakranial mengalami pelebaran sehingga akan teraba denyut jantung. Pelebaran ini akan menstimulasi orang sadar yang diterjemahkan sebagai sakit kepala. Dalam keadaan yang demikian, vasokonstriktor (misalnya golongan senyawa ergot) akan mengurangi sakit kepala, sedangkan vasodilator (misalnya nitrogliserin) akan memperburuk sakit kepala.
 Migren dengan aura juga telah diketahui dengan baik, dikenal dengan teori cortical spreading depression (CSD). Aura terjadi karena terdapat eksitasi neuron di substansia nigra yang menyebar dengan kecepatan 2-6 mm/menit. Penyebaran ini diikuti dengan gelombang supresi neuron dengan pola yang sama sehingga membentuk irama vasodilatasi yang diikuti dengan vasokonstriksi. Prinsip neurokimia CSD ialah pelepasan Kalium atau asam amino glutamat eksitatori dari jaringan saraf sehingga terjadi depolarisasi dan pelepasan neurotransmitter lagi, depresi saraf pun menyebar.
    CSD pada episode aura akan menstimulasi nervus trigeminalis nukleus kaudatus, memulai terjadinya migren. Pada migren tanpa aura, kejadian kecil di neuron juga mungkin merangsang nukleus kaudalis kemudian menginisiasi migren. Nervus trigeminalis yang teraktivasi akan menstimulasi pembuluh kranial untuk dilatasi. Hasilnya, senyawa-senyawa neurokimia seperti calcitonin gene-related peptide (CGRP) dan substansi P akan dikeluarkan, terjadilah ekstravasasi plasma. Kejadian ini akhirnya menyebabkan vasodilatasi yang lebih hebat, terjadilah inflamasi steril neurogenik pada kompleks trigeminovaskular. Selain CSD, migren juga terjadi akibat beberapa mekanisme lain, di antaranya aktivasi batang otak bagian rostral, stimulasi dopaminergik, dan defisiensi magnesium di otak. Mekanisme ini bermanifestasi pelepasan 5-hidroksitriptamin (5-HT) yang bersifat vasokonstriktor. Pemberian antagonis dopamin, misalnya Proklorperazin, dan antagonis 5-HT, misalnya Sumatriptan dapat menghilangkan migren dengan efektif.
6.       Tanda dan Gejala
a)         Perubahan mood seperti lekas marah.
b)         Murung.
c)         Nafsu makan meningkat atau hilang.
d)        Kelelahan.
e)         Hipersensitivitas cahaya.
f)          Sentuhan suara dan bau.

7.      Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan :
Untuk mengetahui seseorang mengalai migrain biasanya dilakukan foto rontgen  atau  CT Scan pada otak .

8.      Penatalaksanaan
Penatalaksanaan untuk non farmakologik :
a.     Gizi yang dibutuhkan untuk mengatasi migraine :
1)        Telur yang diperkaya Omega-3: Diet tinggi kandungan asam lemak omega-3, khususnya pada telur dapat mengurangi peradangan yang diduga sebagai penyebab migren. Selain telur, Anda juga dapat mengonsumsi beberapa jenis ikan laut, khususnya ikan salmon, yang juga terbukti efektif dalam melawan nyeri kepala akibat migren.
2)   Kacang:  Kacang-kacangan banyak mengandung magnesium, kekurangan mineral ini telah dikaitkan dengan migren. Sejumlah penelitian telah menghubungkan antara kekurangan magnesium dan sakit kepala migren. Penelitian menujukkan bahwa sekitar separuh dari semua penderita migrain memiliki magnesium terionisasi dalam darah dalam jumlah sedikit
3)   Susu skim : Susu skim adalah susu segar yang tertinggal setelah krim diambil sebagian atau seluruhnya. Susu skim mengandung semua zat makanan dari susu kecuali lemak dan vitamin yang larut dalam lemak.
4)    Bayam : Hampir semua orang mengenal akrab sayuran berdaun hijau ini. Bayam sarat akan magnesium, salah satu nutrisi terbesar yang memiliki kemampuan mencegah migrain.
Penatalaksanaan Farmakologik :
Jenis obat yang sering diberikan adalah obat antidepresan meliputi amitriptyline, obat –obatan tekanan darah seperti penghambat beta              (propanolol). Adapun obat analgetik yang umum diberikan yaitu Acetaminophen ( Paracetamol ) dan NSAID (Non-Steroidal Anti-Inflammatory Drugs ) Obat NSAID mengurangi nyeri dengan cara mengobati reaksi inflamasi yang menyebabkan terjadinya nyeri.








9.      Komplikasi
Sakit kepala sebelah (migrain) juga mungkin menderita sebagian kerusakan otak karena sel-sel otak menggembung dan menjadi haus akan oksigen .Temuan yang  membantu  menjelaskan mengapa penderita migrain memiliki resiko lebih tinggi untuk terserang stroke, menurut  beberapa peneliti Ahad. Kerusakan otak serupa dapat terjadi akibat gegar otak dan kondisi pasca-stroke, menurut  peneliti tersebut dalam jurnal Nature Neuroscience terbitan pekan ini.






















                                       DAFTAR PUSTAKA

Farid.2011.Obat Herbal untuk Penyakit.diakses pada 4 April 2012.16:23.http:// Obat- Herbal- untuk- Penyakit.htm
Leony.2010.Asuhan keperawatan migrain dan kecemasan.diakses pada 4 April 2012.08:43.http:// Asuhan- keperawatan- migrain- dan- kecemasan.htm
Nuswantari,Dyah.1998.Kamus Saku Kedokteran Dorland.Jakarta : EGC
Qirtin.2011.Jenis dan Gejala Serangan Migrain.diakses pada 3 April 2012.15.25.http:// Jenis dan Gejala Serangan Migrain.htm
Senoputra, Andrean.2010.Asuhan Keperawatan Migrain dan Kecemasan.diakses pada 4 April 2012.09:32.http:// Asuhan- keperawatan- migrain- dan- kecemasan.htm
Suryanto.2012.Migrain berhubungan dengan Kerusakan Otak.diakses pada 3 April 2012.16:00.http:// Migrain- berhubungan- dengan Kerusakan- Otak. html
Syaifuddin,H.2002.Anatomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat.Jakarta : EGC



Tidak ada komentar:

Posting Komentar