TINJAUAN TEORI
1.
Pengertian
Migrain adalah nyeri kepala rekuren,
idiopatik, yang bermanifestasi sebagai serangan – serangan yang berlangsung
antara 4 – 72 jam. Ciri – ciri nyeri kepala yang khas besifat unilateral,
berdenyut – denyut, dengan intensitas nyeri dari sedang hingga berat dan
diperburuk oleh aktifitas fisik rutin dengan fotofobia atau fonofobia.
Migrain adalah sakit kepala vaskular kronis
yang mempengaruhi sekitar 15 % dari penduduk di dunia. Wanita dua kali lebih
mungkin menderita serangan migrain dan bila ada riwayat migrain dala keluarga ,
rasio ini akan menjadi lebih tinggi. Migrain adalah sakit kepala berdenyut
menyebar yang dapat berlangsung dimana saja antara 4-72 jam, biasanya
mempengaruhi satu sisi kepala. Diperkirakan bahwa perluasan tiba-tiba pembuluh
darah yang membawa darah ke otak mengganggu jaringan syaraf di sekitarnya,
sehingga menyebabkan migrain.
Sakit kepala migrain adalah bentuk dari sakit kepala vascular. Sakit kepala
migrain disebabkan oleh vasodilasi (pembesaran dari pembuluh-pembuluh darah)
yang menyebabkan pelepasan dari kimia-kimia dari serat-serat syaraf yang
melingkar (menggulung) sekeliling arteri-arteri besar dari otak. Pembesaran
dari pembuluh-pembuluh darah ini meregangkan syaraf-syaraf yang melingkar
sekeliling mereka dan menyebabkan syaraf-syaraf melepaskan kimia-kimia.
Kimia-kimia ini menyebabkan peradangan, nyeri, dan pembesaran yang lebih jauh
dari arteri. Pembesaran yang meningkat dari arteri-arteri memperbesar nyeri.
2. Penyebab
a.
Faktor psikologis
1)
Stress
, depresi
b.
Farkor
Lingkungan
1)
Rokok
2)
Bau
menyangat
3)
Perubahan
cuaca
4)
Cahaya
atau suara
c.
Faktor
makanan
1)
Yang
mengandung tiramin
2)
Food
additive (MSG,aspartam)
3)
Coklat,kopi
4)
Jeruk
d.
Faktor
obat-obatan
1)
Simetidin
2)
Kokain
3)
Fluoksetin
4)
Indometasin
5)
Nikotin
6)
Nifedipin,dll
e.
Faktor
hormonal
1)
Menstruasi
2)
Hamil,menopause
f.
Faktor
gaya hidup
1)
Kurang
atau kebanyakan tidur
2)
Terlambat
makan , dll
3.
Klasifikasi
a. Migrain dengan aura
Pada migrain ini pasien mengalami migrain
dengan sedikitnya tiga dari empat karakteristik :
1)
Pasien
mengalami dan gejala aura yang
reversible (meliputi gangguan visual,
sensasi abnormal pada kulit, sulit bicara , dan kelemahan otot)
2)
Pasien
mengalami aura yang berkembang secara bertahap lebih dari empat menit atau dua gejala aura berturut-turut
3)
Gejala
aura berahir tidak lebih dari 60 menit
4)
Aura
terjadi terjadi tidak lebih dari 60 menit sebelum terjadi nya sakit kepala
b.
Migrain tanpa aura
1)
Sedikitnya
lima serangan dengan karakteristik tertentu
2)
Terjadi
antara 4-72 jam
3)
Karakteristik
: unilateral, berdenyut-denyut, intensitas sedang sampai berat, bisa bertambah dengan aktifitas
fisik
4)
Pasien
mengalami mual atau muntah, atau photopobia atau phonophobia
4.Anatomi dan Fisiologi
Pembagian susunan saraf
a. Susunan saraf sentral
1) Medula spinalis
2) Otak
a) Otak besar
b) Otak kecil
c) Batang otak
b. Susunan saraf perifer
1. Susunan saraf somatik
2. Susunan saraf otonom
a) Susunan saraf simpatis
b) Susunan saraf para
simpatis
c. Saraf Kepala (saraf otak )
1)
Nervus Olfaktorius
Bersifat sensorik
seperti hidung ,membawa rangsangan aroma dari rongga hidung ke otak. Fungsinya
saraf pembau yang keluar dari otak di bawah dahi yang disebut lobus
olfaktorius, kemudian saraf ini melalui lbang yang ada dalam tulang tapis akan
menuju rongga hidung selanjutnya menuju sel-sel panca indera.
2)
Nervus Optikus
Bersifat sensoris,
mensarafi bola mata membawa rangsangan penglihatan ke otak. Fungsinya serabut
mata yang serabut sarafnya keluar dari bukit IV dan pusat didekatnya serabut
tersebut. Memiliki tangakai otak dan membentuk saluran optik dan bertemu di tangkai hipofise dan membentang sebagai
saraf mata.
3)
Nervus Okulomotoris
Bersifat motoris,
fungsinya saraf penggerak mata keluar dari sebelah tangkai otak dan menuju ke lekuk mata dan mengusahakan
persyarafan otot yang mengangkat kelopak
mata atas.
4)
Nervus Troklearis
Bersifat motoris dan
mensarafi otot-otot orbital. Fungsinya, saraf peutar mata yang pusatnya
terletak di belakang pusat saraf penggerak mata ,dan saraf penggerak mata masuk
ke dalam lekuk mata menuju orbital miring
atas mata.
5)
Nervus Trigeminus
Sifatnya majemuk (
sensoris motoris ) saraf ini mempunyai 3 buah cabang yaitu : nervus optalmikus,
nervus maksilaris, dan nervus mandibularis
6)
Nervus Abdusen
Bersifat motoris,
fungsinya sebagai saraf penggoyang sisi mata dimana saraf ini keluar di sebelah
bawah jembatan pontis menembus selaput otak sela tursika.
7)
Nervus
Fasialis
Bersifat sensoris dan
motoris , fungsinya sebagai mimik wajah
dan menghantarkan rasa pengecap.
8)
Nervus Auditorius
Bersifat sensoris,
berfungsi sebagai saraf pendengar.
9)
Nervus Glossofaringeus
Bersifat sensoris dan
motoris, fungsinya sebagai saraf lidah tekak
dimana saraf ini melewati lorong
diantara tulang belakang dan karang.
10) Nervus Vagus
Bersifat sensoris dan
motoris, mengandung saraf motorik, sensorik dan para simpatis faring, laring,
paru-paru dan esofagus.
11) Nervus Assesorius
Bersifat motoris,
fungsinya sebagai saraf tambahan, terbagi atas 2 bagian, bagian yang berasal
dari otak, dan bagian yang berasal dari sumsum tulang belakang.
12) Nervus Hipoglosus
Bersifat motoris,
fungsinya sebagai saraf lidah dimana saraf ini terdapat didalam sumsum
penyambung. Saraf ini memberikan ranting –ranting pada otot yang melekat pada
tulang lidah dan otot lidah.
5. Patofisiologi
Mekanisme dasar bagi korteks serebri
untuk menghindari kerusakan organ ialah dengan mengurangi pasokan darah menuju
otak, sehingga akan terjadi perubahan diameter pembuluh darah otak, yang
bermanifestasi sakit kepala akibat perubahan vaskular tersebut. Secara klinis,
sakit kepala dibagi menjadi dua kategori; sakit kepala primer dan sakit kepala
sekunder. Sakit kepala primer terjadi tanpa kerusakan organ (etiologi
struktural), misalnya sakit kepala vaskular (migren), cluster headache, tension
headache, dan sakit kepala akibat penggunaan obat yang berlebih. Sedangkan
sakit kepala sekunder terjadi karena adanya kerusakan struktural atau organik.
Vasokontriksi intrakranial di bagian luar korteks berperan dalam terjadinya
migren dengan aura. Pendapat ini diperkuat dengan adanya nyeri kepala disertai
denyut yang sama dengan jantung. Pembuluh darah yang mengalami konstriksi
terutama terletak di perfier otak akibat aktivasi saraf nosiseptif setempat.
Teori ini dicetuskan atas observasi bahwa pembuluh darah ekstrakranial
mengalami pelebaran sehingga akan teraba denyut jantung. Pelebaran ini akan
menstimulasi orang sadar yang diterjemahkan sebagai sakit kepala. Dalam keadaan
yang demikian, vasokonstriktor (misalnya golongan senyawa ergot) akan
mengurangi sakit kepala, sedangkan vasodilator (misalnya nitrogliserin) akan
memperburuk sakit kepala.
Migren dengan aura juga telah diketahui dengan
baik, dikenal dengan teori cortical spreading depression (CSD). Aura terjadi karena
terdapat eksitasi neuron di substansia nigra yang menyebar dengan kecepatan 2-6
mm/menit. Penyebaran ini diikuti dengan gelombang supresi neuron dengan pola
yang sama sehingga membentuk irama vasodilatasi yang diikuti dengan
vasokonstriksi. Prinsip neurokimia CSD ialah pelepasan Kalium atau asam amino
glutamat eksitatori dari jaringan saraf sehingga terjadi depolarisasi dan
pelepasan neurotransmitter lagi, depresi saraf pun menyebar.
CSD pada
episode aura akan menstimulasi nervus trigeminalis nukleus kaudatus, memulai
terjadinya migren. Pada migren tanpa aura, kejadian kecil di neuron juga
mungkin merangsang nukleus kaudalis kemudian menginisiasi migren. Nervus
trigeminalis yang teraktivasi akan menstimulasi pembuluh kranial untuk
dilatasi. Hasilnya, senyawa-senyawa neurokimia seperti calcitonin gene-related
peptide (CGRP) dan substansi P akan dikeluarkan, terjadilah ekstravasasi
plasma. Kejadian ini akhirnya menyebabkan vasodilatasi yang lebih hebat,
terjadilah inflamasi steril neurogenik pada kompleks trigeminovaskular. Selain
CSD, migren juga terjadi akibat beberapa mekanisme lain, di antaranya aktivasi
batang otak bagian rostral, stimulasi dopaminergik, dan defisiensi magnesium di
otak. Mekanisme ini bermanifestasi pelepasan 5-hidroksitriptamin (5-HT) yang
bersifat vasokonstriktor. Pemberian antagonis dopamin, misalnya Proklorperazin,
dan antagonis 5-HT, misalnya Sumatriptan dapat menghilangkan migren dengan
efektif.
6.
Tanda dan Gejala
a)
Perubahan
mood seperti lekas marah.
b)
Murung.
c)
Nafsu
makan meningkat atau hilang.
d)
Kelelahan.
e)
Hipersensitivitas
cahaya.
f)
Sentuhan
suara dan bau.
7. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan :
Untuk mengetahui
seseorang mengalai migrain biasanya dilakukan foto rontgen atau CT
Scan pada otak .
8. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
untuk non farmakologik :
a. Gizi yang dibutuhkan
untuk mengatasi migraine :
1)
Telur yang
diperkaya Omega-3: Diet tinggi kandungan asam lemak omega-3, khususnya pada
telur dapat mengurangi peradangan yang diduga sebagai penyebab migren. Selain
telur, Anda juga dapat mengonsumsi beberapa jenis ikan laut, khususnya ikan
salmon, yang juga terbukti efektif dalam melawan nyeri kepala akibat migren.
2)
Kacang:
Kacang-kacangan banyak mengandung magnesium, kekurangan mineral ini telah
dikaitkan dengan migren. Sejumlah penelitian telah menghubungkan antara
kekurangan magnesium dan sakit kepala migren. Penelitian menujukkan bahwa
sekitar separuh dari semua penderita migrain memiliki magnesium terionisasi
dalam darah dalam jumlah sedikit
3)
Susu skim :
Susu skim adalah susu segar yang tertinggal setelah krim diambil sebagian atau
seluruhnya. Susu skim mengandung semua zat makanan dari susu kecuali lemak dan
vitamin yang larut dalam lemak.
4)
Bayam : Hampir
semua orang mengenal akrab sayuran berdaun hijau ini. Bayam sarat akan
magnesium, salah satu nutrisi terbesar yang memiliki kemampuan mencegah
migrain.
Penatalaksanaan Farmakologik :
Jenis obat yang sering
diberikan adalah obat antidepresan meliputi amitriptyline, obat –obatan tekanan
darah seperti penghambat beta (propanolol).
Adapun obat analgetik
yang umum diberikan yaitu Acetaminophen ( Paracetamol ) dan NSAID (Non-Steroidal Anti-Inflammatory Drugs ) Obat NSAID
mengurangi nyeri dengan cara mengobati reaksi inflamasi yang menyebabkan terjadinya
nyeri.
9. Komplikasi
Sakit kepala sebelah (migrain)
juga mungkin menderita sebagian kerusakan otak karena sel-sel otak menggembung dan
menjadi haus akan oksigen .Temuan yang
membantu menjelaskan mengapa
penderita migrain memiliki resiko lebih tinggi untuk terserang stroke, menurut beberapa peneliti Ahad. Kerusakan otak serupa
dapat terjadi akibat gegar otak dan kondisi pasca-stroke, menurut peneliti tersebut dalam jurnal Nature
Neuroscience terbitan pekan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Farid.2011.Obat
Herbal untuk Penyakit.diakses pada 4 April 2012.16:23.http:// Obat- Herbal-
untuk- Penyakit.htm
Leony.2010.Asuhan
keperawatan migrain dan kecemasan.diakses pada 4 April 2012.08:43.http:// Asuhan-
keperawatan- migrain- dan- kecemasan.htm
Nuswantari,Dyah.1998.Kamus
Saku Kedokteran Dorland.Jakarta : EGC
Qirtin.2011.Jenis
dan Gejala Serangan Migrain.diakses pada 3 April 2012.15.25.http:// Jenis dan
Gejala Serangan Migrain.htm
Senoputra,
Andrean.2010.Asuhan Keperawatan Migrain dan Kecemasan.diakses pada 4 April
2012.09:32.http:// Asuhan- keperawatan- migrain- dan- kecemasan.htm
Suryanto.2012.Migrain
berhubungan dengan Kerusakan Otak.diakses pada 3 April 2012.16:00.http:// Migrain-
berhubungan- dengan Kerusakan- Otak. html
Syaifuddin,H.2002.Anatomi
Fisiologi Untuk Siswa Perawat.Jakarta : EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar