Total Tayangan Halaman

Selasa, 19 Juni 2012

PAPER ASTHMA


A. TINJAUAN TEORI
1.       Pengertian    
                Penyakit Asma berasal dari kata “asthma” yang diambil dari bahasa Yunani yang mengandung arti      “sulit bernapas”. Gejala awal dari timbulnya penyakit asma adalah adanya gejala sesak napas, batuk dan suara mengi (bengek) yang dikarenakan adanya penyempitan dan sumbatan pada pembuluh darah yang mengalirkan oksigen ke paru-paru dan rongga dada yang membuat saluran udara menjadi terhambat.Secara global, pengertian penyakit asma adalah suatu jenis penyakit gangguan pernapasan khususnya pada paru-paru.
               Asma merupakan suatu penyakit yang dikenal dengan penyakit sesak napas yang dikarenakan adanya penyempitan pada saluran pernapasan karena adanya aktivitas berlebih yang mengakibatkan terhadap suatu rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan dan penyempitan pada pembuluh darah dan udara yang mengalirkan oksigen ke paru-paru dan rongga dada. Umumnya seseorang yang menderita sesak napas atau asma bersifat sementara dan dapat sembuh seperti sedia kala dengan atau tanpa bantuan obat.
2.      Penyebab
a.       Faktor Ekstrinsik
Asma yang timbul karena reaksi hipersensitivitas yang disebabkan oleh adanya IgE yang bereaksi terhadap antigen yang terdapat di udara (antigen – inhalasi ), seperti debu rumah, serbuk – serbuk dan bulu binatang.
b.      Faktor Intrinsik
Infeksi :
1)      Alergen : makanan, debu rumah, bulu binatang
2)      Infeksi : virus, bakteri, jamur, parasit
3)      Iritan : minyak wangi, asap rokok, polutan udara, bau tajam
4)      Cuaca : perubahan tekanan udara, suhu, amgin, dan kelembaban udara
5)      Emosional : takut, cemas dan tegang
6)      Aktifitas yang berlebihan, misalnya berlari

3.      Klasifikasi
Asthma dibagi atas dua kategori, yaitu
a.       Ekstrinsik atau alergi yang disebabkan oleh alergi seperti debu, binatang, makanan, asap (rokok) dan obat-obatan. Klien dengan asma alergi biasanya mempunyai riwayat keluarga dengan alergi dan riwayat alergi rhinitis, sedangkan non alergi tidak berhubungan secara spesifik dengan alergen.
b.      Intinsik atau non alergi. Faktor-faktor seperti udara dingin, infeksi saluran pernafasan, latihan fisik, emosi dan lingkungan dengan polusi dapat menyebabkan atau sebagai pencetus terjadinya serangan asma. Jika serangan non alergi asma menjadi lebih berat dan sering dapat menjadi bronkhitis kronik dan emfisema, selain alergi juga dapat terjadi asma campuran yaitu alergi dan non alergi.
Asthma terdiri dari tiga stadium yaitu :
a.       Stadium I
Waktu terjadinya edema dinding bronkus, batuk proksisimal, karena iritasi dan batuk kering. Sputum yang kental dan mengumpul merupakan benda asing yang merangsang batuk
b.      Stadium II
Sekresi bronkus bertambah banyak dan batuk dengan dahak yang jernih dan berbusa. Pada stadium ini anak akan mulai merasa sesak napas berusaha bernapas lebih dalam. Ekspirasi memanjang dan terdengar bunyi mengi. Tampak otot napas tambahan turut bekerja. Terdapat retraksi supra sternal, epigastrium dan mungkin juga sela iga. Anak lebih senang duduk dan membungkuk, tangan menekan pada tepi tempat tidur atau kursi. Anak tampak gelisah, pucat, sianosisi sekitar mulut, toraks membungkuk ke depan dan lebih bulat serta bergerak lambat pada pernapasan. Pada anak yang lebih kecil, cenderung terjadi pernapasan abdominal, retraksi supra sternal dan interkostal.
c.       Stadium III
Obstruksi atau spasme bronkus lebih berat , aliran udara sangat sedikit sehingga suara napas hampir tidak terdengar.
Stadium ini sangat berbahaya karena sering disangka ada perbaikan. Juga batuk seperti ditekan. Pernapasan dangkal, tidak teratur dan frekuensi napas yang mendadak meninggi

4.      Anatomi dan Fisiologi
Pernafasan adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung oksigen ke dalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak mengandung CO2 sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh.
Organ – Organ Pernafasan
a.       Hidung atau nasal
Hidung merupakan saluran udara  pertama, mempunyai dua lubang (kavum nasi), dipisahkan oleh sekat hidung ( septum nasi ).Di dalamnya terdapat bulu- bulu yang dapat menyaring udara.
1)      Bagian luar dinding terdiri kulit
2)      Lapisan tengah terdiri dari otot- otot dan tulang rawan
3)      Lapisan dalam terdiri dari selaput lendir yang berlipat- lipat yang dinamakan karang hidung ( konka nasalis ) yang berjumlah 3 buah :
a)      Konka nasalis inferior
b)      Konka nasalis media
c)      Konka nasalis superior
b.      Faring
Merupakan tempat persimpanan antara jalan pernafasan dan jalan makanan. Terdapat di bawah dasar tengkorak, di belakang rongga hidung dan mulut sebelah depan ruas tulang leher.
Rongga faring dibagi dalam tiga bagian :
1)      Nasofaring
2)      Orofaring
3)      Laringofaring
c.       Laring
Merupakan saluran udara dan bertindak sebagai pembentukan suara terletak didepan faring sampai ketinggian vertebra servikalis dan masuk ke dalam trakea di bawahnya.
Laring terdiri dari lima tulang rawan antara lain :
1)      Kartilago tiroid
2)      Kartilago ariteanoid
3)      Kartilago krikoid
4)      Kartilago epiglotis
d.      Trakea
Merupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh 16-20 cincin yang terdiri dari tulang- tulang rawan yang berbentuk seperti kuku kuda.Sebelah dalam diliputi selaput lendir yang berbulu getar yang disebut sel besilia. Panjang trakea 9-11 cm dan dibelakang terdiri dari jaringan ikat yang dilapisi oleh otot polos.
e.       Bronkus
Bronkus berjalan ke bawah dan ke samping ke arah tampuk paru-paru. Bronkus kanan lebih pendek dan lebih besar daripada bronkus kiri, terdiri dari 6-8 cincin, mempunyai tiga cabang. Bronkus kiri lebih panjang dan lebih ramping dari yang kanan.
f.       Paru- paru
Merupakan suatu alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari gelemung –gelembung .Gelembung alveoli ini terdiri dari sel-sel epitel dan endotel.
Pembagian paru- paru, paru- paru dibagi menjadi dua yaitu :
1)      Paru- paru kanan,terdiri dari tiga lobus: lobus pulmo dekstra superior, lobus media, dan lobus inferior.
2)      Paru-paru kiri terdiri dari : pulmo sinister lobus superior dan lobus inferior.
Kapasitas paru-paru merupakan kesanggupan paru-paru dalam menampung udara di dalamnya. Kapasitas paru-paru dapat dibedakan sebagai berikut :
1)      Kapasitas total, yaitu jumlah  udara yang dapat mengisi paru-paru pada inspirasi sedalam –dalamnya
2)      Kapasitas vital, jumalah udara yang dapat dikeluarkan setelah ekspirasi maksimal.

5.      Patofisiologi
Proses perjalanan penyakit asma dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu alergi dan psikologis, kedua faktor tersebut dapat meningkatkan terjadinya kontraksi otot-otot polos, meningkatnya sekret abnormal mukus pada bronkiolus dan adanya kontraksi pada trakea serta meningkatnya produksi mukus jalan nafas, sehingga terjadi penyempitan pada jalan nafas dan penumpukan udara di terminal oleh berbagai macam sebab maka akan menimbulkan gangguan seperti gangguan ventilasi (hipoventilasi), distribusi ventilasi yang tidak merata dengan sirkulasi darah paru, gangguan difusi gas di tingkat alveoli.

Tiga kategori asma alergi (asma ekstrinsik) ditemukan pada klien dewasa yaitu yang disebabkan alergi tertentu, selain itu terdapat pula adanya riwayat penyakit atopik seperti eksim, dermatitis, demam tinggi dan klien dengan riwayat asma. Sebaliknya pada klien dengan asma intrinsik (idiopatik) sering ditemukan adanya faktor-faktor pencetus yang tidak jelas, faktor yang spesifik seperti flu, latihan fisik, dan emosi (stress) dapat memacu serangan asma.

6.      Tanda dan gejala
a.       Stadium dini
Faktor hipersekresi yang lebih menonjol
a)      Batuk dengan dahak bisa dengan maupun tanpa pilek
b)      Rochi basah halus pada serangan kedua atau ketiga, sifatnya hilang timbul
c)      Whezing belum ada
d)     Belum ada kelainan bentuk thorak
e)      Ada peningkatan eosinofil darah dan IG E
f)       BGA belum patologis

Faktor spasme bronchiolus dan edema yang lebih dominan
a)      Timbul sesak napas dengan atau tanpa sputum
b)      Whezing
c)      Ronchi basah bila terdapat hipersekresi
d)     Penurunan tekanan parsial O2
b.      Stadium lanjut/kronik
a)      Batuk, ronchi
b)      Sesak nafas berat dan dada seolah –olah tertekan
c)      Dahak lengket dan sulit untuk dikeluarkan
d)     Suara nafas melemah bahkan tak terdengan (silent Chest)
e)      Thorak seperti barel chest
f)       Tampak tarikan otot sternokleidomastoideus
g)      Sianosis
h)      BGA Pa o2 kurang dari 80%
i)        Ro paru terdapat peningkatan gambaran bronchovaskuler kanan dan kiri
j)        Hipokapnea dan alkalosis bahkan asidosis respiratorik

7.      Penatalaksanaan
Prinsip umum dalam pengobatan pada asma bronhiale :
a.       Menghilangkan obstruksi jalan nafas
b.      Mengenal dan menghindari faktor yang dapat menimbulkan serangan asma.
c.       Memberi penerangan kepada penderita atau keluarga dalam cara pengobatan maupun penjelasan penyakit.
Penatalaksanaan asma dapat dibagi atas :
a.       Pengobatan dengan obat-obatan
1)      Beta agonist (beta adrenergik agent)
2)      Methylxanlines (enphy bronkodilator)
3)      Anti kolinergik (bronkodilator)
4)      Kortikosteroid
5)      Mast cell inhibitor (lewat inhalasi)

b.      Tindakan yang spesifik tergantung dari penyakitnya, misalnya :
1)      Oksigen 4-6 liter/menit.
2)      Agonis B2 (salbutamol 5 mg atau veneteror 2,5 mg atau terbutalin 10 mg) inhalasi nabulezer dan pemberiannya dapat di ulang setiap 30 menit-1 jam. Pemberian agonis B2 mg atau terbutalin 0,25 mg dalam larutan dextrose 5% diberikan perlahan.
3)      Aminofilin bolus IV 5-6 mg/kg BB, jika sudah menggunakan obat ini dalam 12 jam.
4)      Kortikosteroid hidrokortison 100-200 mg itu jika tidak ada respon segera atau klien sedang menggunakan steroid oral atau dalam serangan sangat berat.

8.      Pemeriksaan Penunjang
a)      Spirometri
b)      Pemeriksaan sputum
c)      Pemeriksaaan eosinofil total dalam darah
d)     Uji kulit
e)      Pemeriksaan  kadar Ig E  total dan Ig E specifik dalam sputum
f)       Foto thorak
g)      AGD

9.      Komplikasi
a)      Status asmatikus
b)      Bronkhitis kronik, bronkhiolus
c)      Ateletaksis : lobari segmental karena obstruksi bronchus oleh lender
d)     Pneumo thoraks
e)      Kematian


DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2009.Asuhan Keperawatan pada Klien Asma.diakses pada 15 April 2012.08:00.http://asuhan- keperawatan- pada- klien –asma.html
Harnawatiaj.2008.Asuhan Keperawatan Asthma.Diakses pada 15 April 2012.08:12.http://asuhan- keperawatan -asthma.html
Niswantari,Dyah.1996.Kamus Saku Kedokteran Dorland.Jakarta : EGC

Nursecerdas.2011. Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Asma Bronchiale Yang Mengalami Gagal Nafas.Diakses pada 16 April 2012.10:00.http:// asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan-asma- bronchiale-yang-mengalami –gagal- nafas.html

Sundaru,Heru.2000.ASMA Apa dan Bagimana Pengobatannya.Jakarta : FKUI
Syaifuddin.1997.Anatomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat.Jakarta :EGC
Yusri.2011.Penyebab Asma dan Faktor Pemicunya.diakses pada 15 April 2012.08:23.http://penyebab- asma- dan –faktor- pemicunya.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar