Total Tayangan Halaman

Kamis, 31 Mei 2012

LAPORAN BIOKIMIA LAJU ENDAP DARAH

LAPORAN PEMERIKSAAN LED
( LAJU ENDAP DARAH )
A.Tujuan
      1.            Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan manfaat pemeriksaan laju endap darah.
      2.            Mahasiswa mampu mengukur laju endap darah dengan cara mengambil darah vena yang telah diberi Na sitrat 3,8 % dan didiamkan dalam rak westergen dalam posisi tegak lurus pada suhu kamar selama 1 jam.
      3.            Mahasiswa mampu menyimpulkan hasil pemeriksaan laju endap darah setelah membandingkannya dengan nilai normal.
B. Dasar Teori
      1.            Definisi
Laju Endap Darah (LED) atau dalam bahasa inggrisnya Erythrocyte Sedimentation Rate (ESR) merupakan salah satu pemeriksaan rutin untuk darah. Proses pemeriksaan sedimentasi (pengendapan) darah ini diukur dengan memasukkan darah kita ke dalam tabung khusus selama satu jam. Makin banyak sel darah merah yang mengendap maka makin tinggi Laju Endap Darah (LED)-nya. Tinggi ringannya nilai pada Laju Endap Darah (LED) memang sangat dipengaruhi oleh keadaan tubuh kita, terutama saat terjadi radang. Namun ternyata orang yang anemia, dalam kehamilan dan para lansia pun memiliki nilai Laju Endap Darah (LED) yang tinggi. Jadi orang normal pun bisa memiliki Laju Endap Darah (LED) tinggi, dan sebaliknya bila Laju Endap Darah (LED) normalpun belum tentu tidak ada masalah. Jadi pemeriksaan Laju Endap Darah (LED) masih termasuk pemeriksaan penunjang, yang mendukung pemeriksaan fisik dan anamnesis dari sang dokter. Bila memang Fe-nya yang turun tentunya harus cukup mengkonsumsi tablet besi (Sulfusferrosus). Sekarang bentuknya tablet berbagai ragam. Ada yang disatukan dengan Effervescent, atau dengan Vitamin B, dan sebagainya. Sedangkan bila kadar proteinnya yang turun, tentunya harus konsumsi makanan atau minuman tinggi protein. Ini pun bentuknya sudah beragam, ada yang berbentuk susu, berbentuk minuman bertenaga dan yang paling banyak mungkin berbentuk makanan lauk-pauk sehari-hari.
      2.            Tahap LED Berlangsung
                               a.            Fase pengendapan lambat I
Beberapa menit setelah percobaan dimulai, sel darah merah dalam keadaan melayang, sulit mengendap ( 1-30 menit 0
                              b.            Fase pengendapan cepat
Terjadi setelah darah saling berikatan membentuk rauleaux permukaan relatife kecil , masa menjadi lebih berat ( 30-60 menit )
                               c.            Fase pengendapan lambat II
Terjadi setelah sel darah mengendap, menampak di dasar tabung ( 60-120 menit )
      3.            Standar  Laju Endap  Darah
Proses pengendapan darah terjadi dalam 3 tahap yaitu tahap pembentukan rouleaux – sel darah merah berkumpul membentuk kolom, tahap pengendapan dan tahap pemadatan. Di laboratorium cara untuk memeriksa Laju Endap Darah (LED) yang sering dipakai adalah cara Wintrobe dan cara Westergren. Pada cara Wintrobe nilai rujukan untuk wanita 0 — 20 mm/jam dan untuk pria 0 — 10 mm/jam, sedang pada cara Westergren nilai rujukan untuk wanita 0 — 15 mm/jam dan untuk pria 0 — 10 mm/jam.

      4.            Faktor  yang  Mempengaruhi  LED
a.       Faktor  eritrosit
1)    Jumlah  eritrosit  untuk  darah yang kurang dari normal
2)   Ukuran eritrosit yang lebih besar dari normal dan eritrosit yang   mudah beraglutinasi akan menyebabkan laju endap darah cepat.

b.      Faktor Plasma
LED mencerminkan protein plasma yang akan meningkat ketika seseorang mengalami infeksi akut atau kronis
c.       Faktor Teknik
Tabung tidak boleh miring, apabila terjadi kemiringan akan terjadi kesalahan 30% dan tidak boleh banyak getaran
d.      Faktor suhu
Suhu terbaik adalah 20Oc
e.       Faktor fiskositas
      5.            Variasi Laju Endap Darah
Pada orang yang lebih tua nilai Laju Endap Darah juga lebih tinggi.
Dewasa (Metode Westergren):
•    Pria <  50 tahun      =  kurang dari 15 mm/jam
•    Pria >  50 tahun      =  kurang dari 20 mm/jam
•    Wanita < 50 tahun  =  kurang dari 20 mm/jam
•    Wanita > 50 tahun  =  kurang dari  30 mm/jam
Anak-anak (Metode Westergren):
•    Baru lahir                                 = 0 – 2 mm/jam
•    Baru lahir sampai masa puber  = 3 – 13 mm/jam


Dalam keadaan normal nilai LED jarang melebihi 10 nm per jam. LED ditentukan dengan mengukur tinggi cairan plasma yang kelihatan jernih berada di atas sel darah merah yang mengendap pada akhir 1 jam ( 60 menit ). Nilai LED meningkat pada keadaan seperti kehamilan ( 35 mm/jam ), menstruasi, TBC paru-paru ( 65 mm/jam ) dan pada keadaan infeksi terutama yang disertai dengan kerusakan jaringan. Metode yang dianjurkan oleh ICSH ( International Comunitet for Standardization in Hematology ) adalah cara westergren.


C.Prinsip Kerja
( Darah vena + 1 bagian natrium sitrat 3,2 % . Homogenisasi sampel sebelum diperiksa.  Sampel darah yang telah diencerkan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabung Westergreen sampai tanda/skala 0. Tabung diletakkan pada rak dengan posisi tegak lurus, jauhkan dari getaran maupun sinar matahari langsung.  Biarkan tepat 1 jam dan catatlah berapa mm penurunan eritrosit. Nilai Rujukan Metode Westergreen : Pria : 0 - 15 mm/jam Wanita : 0 - 20 mm/jam
D. Alat dan Bahan
Alat                        : tabung dan rak, tusuk tabung westergen.
Bahan         : darah vena diambil 1,6 ml dan dicampur dengan Na Sitrat 3,8%  sebanyak 0,4 ml.
E. Cara Kerja
1.       Isi tabung westergren dengan darah yang telah diberi Na sitrat 3,8% sampai garis tanda 0 pipet harus kering dan bersih.
2.       Letakkan tabung pada rak westergren dan perhatikan supaya posisinya betul-betul tegak lurus pada suhu kamar, jauhkan dari cahaya matahari & getaran.
3.       Setelah satu jam, baca hasilnya dengan satuan mm/jam


F. Hasil dan Pembahasan
a. Nama : Agus Junaidi
b. Umur : 19 tahun
Dari pemeriksaan Laju Endap Darah, didapatkan hasil 25 mm/jam (normal). Laju endap darah (erithrocyte sedimentation rate, ESR) yang juga disebut kecepatan endap darah (KED) atau laju sedimentasi eritrosit adalah kecepatan sedimentasi eritrosit dalam darah yang belum membeku, dengan satuan mm/jam. LED merupakan uji yang tidak spesifik. LED dijumpai meningkat selama proses inflamasi akut, infeksi akut dan kronis, kerusakan jaringan (nekrosis), penyakit kolagen, rheumatoid, malignansi, dan kondisi stress fisiologis (misalnya kehamilan). Sebagian ahli hematologi, LED tidak andal karena tidak spesifik, dan dipengaruhi oleh faktor fisiologis yang menyebabkan temuan tidak akurat. Hasil normal : a. Pria : 0 - 15 mm/jam b. Wanita : 0 - 20 mm/jam
G. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa laju endap darah yang dianalisis menggunakan westergen memiliki kadar 25 mm/jam dan pemeriksaan LED yang dilakukan menunjukan bahwa laju endap darah tersebut normal.


























DAFTAR PUSTAKA

Ganong, W. F. Fisiologi Kedokteran. Edisi 14. Jakarta: EGC Murroy
Isbister,James P.1999. Hematology  Klinik.Jakarta : Hipokrates
Robert dkk. 2003. Biokimia Harper. Jakarta: ECG
Widmann, FK.1995.Tinjauan  Klinis atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium.Ed.9. 33-34.Jakarta:EGC
Esa,T.dkk.2006.Indonesian Journal Phatology  and Medical Laboratory,vol.12.No.3.127-130
Ibrahim.N.dkk.2006. Indonesian Journal Phatology  and Medical Laboratory.vol.12 No.2.45-48

Tidak ada komentar:

Posting Komentar