LAPORAN PEMERIKSAAN LED
( LAJU ENDAP DARAH )
A.Tujuan
1.
Mahasiswa
mampu mengetahui dan menjelaskan manfaat pemeriksaan laju endap darah.
2.
Mahasiswa
mampu mengukur laju endap darah dengan cara mengambil darah vena yang telah
diberi Na sitrat 3,8 % dan didiamkan dalam rak westergen dalam posisi tegak
lurus pada suhu kamar selama 1 jam.
3.
Mahasiswa
mampu menyimpulkan hasil pemeriksaan laju endap darah setelah membandingkannya
dengan nilai normal.
B. Dasar Teori
1.
Definisi
Laju Endap Darah (LED) atau dalam bahasa inggrisnya Erythrocyte
Sedimentation Rate (ESR) merupakan salah satu pemeriksaan rutin untuk darah.
Proses pemeriksaan sedimentasi (pengendapan) darah ini diukur dengan memasukkan
darah kita ke dalam tabung khusus selama satu jam. Makin banyak sel darah merah
yang mengendap maka makin tinggi Laju Endap Darah (LED)-nya. Tinggi ringannya
nilai pada Laju Endap Darah (LED) memang sangat dipengaruhi oleh keadaan tubuh
kita, terutama saat terjadi radang. Namun ternyata orang yang anemia, dalam
kehamilan dan para lansia pun memiliki nilai Laju Endap Darah (LED) yang
tinggi. Jadi orang normal pun bisa memiliki Laju Endap Darah (LED) tinggi, dan
sebaliknya bila Laju Endap Darah (LED) normalpun belum tentu tidak ada masalah.
Jadi pemeriksaan Laju Endap Darah (LED) masih termasuk pemeriksaan penunjang,
yang mendukung pemeriksaan fisik dan anamnesis dari sang dokter. Bila memang
Fe-nya yang turun tentunya harus cukup mengkonsumsi tablet besi (Sulfusferrosus).
Sekarang bentuknya tablet berbagai ragam. Ada yang disatukan dengan
Effervescent, atau dengan Vitamin B, dan sebagainya. Sedangkan bila kadar
proteinnya yang turun, tentunya harus konsumsi makanan atau minuman tinggi
protein. Ini pun bentuknya sudah beragam, ada yang berbentuk susu, berbentuk
minuman bertenaga dan yang paling banyak mungkin berbentuk makanan lauk-pauk
sehari-hari.
2.
Tahap LED Berlangsung
a.
Fase
pengendapan lambat I
Beberapa menit
setelah percobaan dimulai, sel darah merah dalam keadaan melayang, sulit
mengendap ( 1-30 menit 0
b.
Fase
pengendapan cepat
Terjadi setelah
darah saling berikatan membentuk rauleaux permukaan relatife kecil , masa
menjadi lebih berat ( 30-60 menit )
c.
Fase
pengendapan lambat II
Terjadi setelah
sel darah mengendap, menampak di dasar tabung ( 60-120 menit )
3.
Standar Laju Endap Darah
Proses
pengendapan darah terjadi dalam 3 tahap yaitu tahap pembentukan rouleaux – sel
darah merah berkumpul membentuk kolom, tahap pengendapan dan tahap pemadatan.
Di laboratorium cara untuk memeriksa Laju Endap Darah (LED) yang sering dipakai
adalah cara Wintrobe dan cara Westergren. Pada cara Wintrobe nilai rujukan
untuk wanita 0 — 20 mm/jam dan untuk pria 0 — 10 mm/jam, sedang pada cara
Westergren nilai rujukan untuk wanita 0 — 15 mm/jam dan untuk pria 0 — 10
mm/jam.
4.
Faktor yang Mempengaruhi
LED
a.
Faktor eritrosit
1)
Jumlah
eritrosit untuk
darah yang kurang dari normal
2)
Ukuran
eritrosit yang lebih besar dari normal dan eritrosit yang mudah beraglutinasi akan menyebabkan laju endap
darah cepat.
b.
Faktor
Plasma
LED
mencerminkan protein plasma yang akan meningkat ketika seseorang mengalami
infeksi akut atau kronis
c.
Faktor
Teknik
Tabung
tidak boleh miring, apabila terjadi kemiringan akan terjadi kesalahan 30% dan
tidak boleh banyak getaran
d.
Faktor
suhu
Suhu
terbaik adalah 20Oc
e.
Faktor
fiskositas
5.
Variasi Laju Endap Darah
Pada orang
yang lebih tua nilai Laju Endap Darah juga lebih tinggi.
Dewasa (Metode Westergren):
• Pria < 50 tahun = kurang dari 15 mm/jam
• Pria > 50 tahun = kurang dari 20 mm/jam
• Wanita < 50 tahun = kurang dari 20 mm/jam
• Wanita > 50 tahun = kurang dari 30 mm/jam
Dewasa (Metode Westergren):
• Pria < 50 tahun = kurang dari 15 mm/jam
• Pria > 50 tahun = kurang dari 20 mm/jam
• Wanita < 50 tahun = kurang dari 20 mm/jam
• Wanita > 50 tahun = kurang dari 30 mm/jam
Anak-anak
(Metode Westergren):
• Baru lahir = 0 – 2 mm/jam
• Baru lahir sampai masa puber = 3 – 13 mm/jam
• Baru lahir = 0 – 2 mm/jam
• Baru lahir sampai masa puber = 3 – 13 mm/jam
Dalam
keadaan normal nilai LED jarang melebihi 10 nm per jam. LED ditentukan dengan
mengukur tinggi cairan plasma yang kelihatan jernih berada di atas sel darah
merah yang mengendap pada akhir 1 jam ( 60 menit ). Nilai LED meningkat pada
keadaan seperti kehamilan ( 35 mm/jam ), menstruasi, TBC paru-paru ( 65 mm/jam
) dan pada keadaan infeksi terutama yang disertai dengan kerusakan jaringan. Metode
yang dianjurkan oleh ICSH ( International Comunitet for Standardization in
Hematology ) adalah cara westergren.
C.Prinsip Kerja
( Darah
vena + 1 bagian natrium sitrat 3,2 % . Homogenisasi sampel sebelum diperiksa. Sampel darah yang telah diencerkan tersebut
kemudian dimasukkan ke dalam tabung Westergreen sampai tanda/skala 0. Tabung
diletakkan pada rak dengan posisi tegak lurus, jauhkan dari getaran maupun
sinar matahari langsung. Biarkan tepat 1
jam dan catatlah berapa mm penurunan eritrosit. Nilai Rujukan Metode
Westergreen : Pria : 0 - 15 mm/jam Wanita : 0 - 20 mm/jam
D. Alat dan Bahan
Alat : tabung dan rak, tusuk
tabung westergen.
Bahan : darah vena
diambil 1,6 ml dan dicampur dengan Na Sitrat 3,8% sebanyak 0,4 ml.
E. Cara Kerja
1.
Isi tabung westergren dengan darah yang telah diberi Na sitrat
3,8% sampai garis tanda 0 pipet harus kering dan bersih.
2.
Letakkan tabung pada rak westergren dan perhatikan supaya
posisinya betul-betul tegak lurus pada suhu kamar, jauhkan dari cahaya matahari
& getaran.
3.
Setelah satu jam, baca hasilnya dengan satuan mm/jam
F. Hasil dan Pembahasan
a. Nama : Agus
Junaidi
b. Umur : 19 tahun
Dari
pemeriksaan Laju Endap Darah, didapatkan hasil 25 mm/jam (normal). Laju endap
darah (erithrocyte sedimentation rate, ESR) yang juga disebut kecepatan endap
darah (KED) atau laju sedimentasi eritrosit adalah kecepatan sedimentasi
eritrosit dalam darah yang belum membeku, dengan satuan mm/jam. LED merupakan
uji yang tidak spesifik. LED dijumpai meningkat selama proses inflamasi akut,
infeksi akut dan kronis, kerusakan jaringan (nekrosis), penyakit kolagen,
rheumatoid, malignansi, dan kondisi stress fisiologis (misalnya kehamilan).
Sebagian ahli hematologi, LED tidak andal karena tidak spesifik, dan dipengaruhi
oleh faktor fisiologis yang menyebabkan temuan tidak akurat. Hasil normal : a.
Pria : 0 - 15 mm/jam b. Wanita : 0 - 20 mm/jam
G.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa laju endap darah yang
dianalisis menggunakan westergen memiliki kadar 25 mm/jam dan pemeriksaan LED
yang dilakukan menunjukan bahwa laju endap darah tersebut normal.
DAFTAR PUSTAKA
Ganong,
W. F. Fisiologi Kedokteran. Edisi 14. Jakarta: EGC Murroy
Isbister,James P.1999. Hematology Klinik.Jakarta : Hipokrates
Robert
dkk. 2003. Biokimia Harper. Jakarta: ECG
Widmann, FK.1995.Tinjauan
Klinis atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium.Ed.9. 33-34.Jakarta:EGC
Esa,T.dkk.2006.Indonesian Journal Phatology and Medical Laboratory,vol.12.No.3.127-130
Ibrahim.N.dkk.2006. Indonesian Journal Phatology and Medical Laboratory.vol.12 No.2.45-48
Tidak ada komentar:
Posting Komentar