Total Tayangan Halaman

Kamis, 31 Mei 2012

DIABETES MELITUS

C.TINJAUAN TEORI
1.      Pengertian
Diabetes melitus adalah sindrome yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara tuntutan dan suplai insulin. Sindrome ini ditandai oleh hiperglikemia dan berkaitan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Abnormalitas metabolik ini mengarah pada perkembangan bentuk spesifik komplikasi ginjal, okular, neurologik, dan kardiovaskular.
Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat (Silvia. Anderson Price, 1995)
Diabetes melitus adalah gangguan metabolik kronik yang tidak dapat disembuhkan, tetapi dapat dikontrol yang dikarakteristikan dengan ketidak ade kuatan penggunaan insulin (Barbara Engram; 1999, 532)
Diabetes melitus adalah suatu penyakit kronik yang komplek yang melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak dan berkembangnya komplikasi makro vaskuler, mikro vaskuler dan neurologis (Barbara C. Long, 1996).

2.      Penyebab
Penyebab Diabetes Melitus Tipe I  ( IDDM : DM tergantung insulin )
a.       Faktor genetik / herediter
Faktor herediter menyebabkan timbulnya DM melalui kerentanan sel-sel beta terhadap penghancuran oleh virus atau mempermudah perkembangan antibodi  autoimun melawan sel-sel beta, jadi mengarah pada penghancuran sel-sel beta.
b.      Faktor infeksi virus
Berupa infeksi virus coxakie dan Gondogen yang merupakan pemicu yang menentukan proses autoimun pada individu yang peka secara genetik
      Penyebab Diabetes Melitus lainnya adalah :
a.       Pola makan
konsumsi makan yang berlebihan dan tidak diimbangi dengan sekresi insulin dalam jumlah yang memadai dapat menyebabkan kadar gula dalam darah meningkat dan pastinya akan menyebabkan diabetes melitus.
b.      Kurang tidur
c.       Obesitas
d.      Bahan kimia dan obat- obatan
Bahan-bahan kimia dapat mengiritasi pankreas yang menyebabkan radang pankreas, radang pada pankreas akan mengakibatkan fungsi pankreas menurun sehingga tidak ada sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin. Segala jenis residu obat yang terakumulasi dalam waktu yang lama dapat mengiritasi pankreas.
e.       Pola hidup dan
f.       Faktor keturunan


3.      Klasifikasi
a.       Diabetes Melitus Tipe I
Diabetes yang terjadi karena berkurangnya rasio insulin dalam sirkulasi darah akibat hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas. IDDM dapat diderita oleh anak-anak maupun orang dewasa.
Kebanyakan penderita diabetes tipe 1 memiliki kesehatan dan berat badan yang baik saat penyakit ini mulai dideritanya. Selain itu, sensitivitas maupun respons tubuh terhadap insulin umumnya normal pada penderita diabetes tipe ini, terutama pada tahap awal.
Penyebab terbanyak dari kehilangan sel beta pada diabetes tipe 1 adalah kesalahan reaksi autoimunitas yang menghancurkan sel beta pankreas. Reaksi autoimunitas tersebut dapat dipicu oleh adanya infeksi pada tubuh.
b.      Diabetes Melitus Tipe II
Merupakan tipe diabetes mellitus yang terjadi bukan disebabkan oleh rasio insulin di dalam sirkulasi darah, melainkan merupakan kelainan metabolisme yang disebabkan oleh mutasi pada banyak gen, termasuk yang mengekspresikan disfungsi sel β, gangguan sekresi hormon insulin, resistansi sel terhadap insulin  yang disebabkan oleh disfungsi GLUT10 dengan kofaktor hormon resistin yang menyebabkan sel jaringan, terutama pada hati menjadi kurang peka terhadap insulin  serta RBP4 yang menekan penyerapan glukosa oleh otot lurik namun meningkatkan sekresi gula darah oleh hati. Mutasi gen tersebut sering terjadi pada kromosom 19 yang merupakan kromosom terpadat yang ditemukan pada manusia.Keadaan ini disertai dengan ketidakmampuan otot dan jaringan lemak untuk meningkatkan ambilan glukosa. Mekanisme inimenyebabkn resisten urin perifer.
c.       Diabetes Melitus Malnutrisi
1)      Fibro Calculous Pancreatic DM (FCPD)
Terjadi karena mengkonsumsi makanan rendah kalori dan rendah protein sehingga klasifikasi pangkreas melalui proses mekanik (Fibrosis) atau toksik (Cyanide) yang menyebabkan sel-sel beta menjadi rusak.
2)      Protein Defisiensi Pancreatic Diabetes Melitus (PDPD)
Karena kekurangan protein yang kronik menyebabkan hipofungsi sel Beta pancreas
4.      Anatomi dan Fisiologi
Kelenjar endokrin merupakan kelenjar yang mengirimkan hasil sekresinya langsung ke dalam darah yang beredar dalam jaringan kelenjar tanpa melewati duktus atau saluran dan hasil sekresinya disebut hormon.
Pembagian Di dalam Tubuh
a.       Kelenjar Hipofise
Terletak di dasar tengkorak yang memegang peranan penting dalam sekresi hormon dari semua organ- organ endokrin. Kelenjar hipofise terdiri dari 2 lobus :
1)      Lobus anterior, menghasilkan sejumlah hormon yang bekerja sebagai zat pengendali produksi dari semua organ endokrin yang lain. Lobus ini menghasilkan hormon somatotropik, hormon tirotropik, ACTH, FSH, dan LH
2)      Lobus posterior, mengeluarkan jenis hormon ADH yang mengatur jumlah air keluar melalui ginjal. Hormon oksitoksin yang berfungsi merangsang dan menguatkan kontraksi uterus sewaktu melahirkan dan mengeluarkan air susu sewaktu menyusui.
b.      Kelenjar Tiroid
Merupakan kelenjar yang terdapat di dalam leher bagian depan bawah, melekat pada dinding laring. Kelenjar tiroid dapat memproduksi hormon tiroksin yang berfungsi mengatur pertukaran zat, atau metabolisme di dalam tubuh dan mengatur pertumbuhan jasmani dan rohani.Fungsi kelenjar tiroid:
1)      Bekerja sebagai perang sang oksidasi
2)      Mengatur penggunaan oksidasi
3)      Mengatur pengeluaran karbondioksida
4)      Metabolik dalam hal pengaturan susunan kimia dalam jaringan.
c.       Kelenjar Paratiroid
Terletak disetiap sisi kelenjar tiroid yang terdapat di dalam leher, kelenjar ini berjumlah 4 buah yang tersusun berpasangan yang menghasilakan para hormon atau hormon paratiroksin.Fungsi hormon paratiroid :
1)      Mengatur metabolisme fosfor
2)      Mengatur kadar kalsium darah
d.      Kelenjar Timus
Terletak di dalam mediastinum di belakang os sternum,kelenjar timus hanya dijumpai pada anak- anak di bawah 18 tahun. Adapun hormon yang dihasilkan kelenjar timus berfungsi sebagai berikut :
1)      Mengaktifkan pertumbuhan badan
2)      Mengurangi aktifitas kelenjar kelamin
e.       Kelenjar Suprarenalis atau Adrenal
Kelenjar suprarenal terdapat pada bagian atas dari ginjal kiri dan kanan. Kelenjar ini terdiri dari 2 bagian :
1)      Bagian luar yang berwarna kekuningan yang menghasilkan kortisol yang disebut korteks
2)      Bagian medula yang menghasilkan adrenalin ( epinefrin) dan nor adrenalin (nor epinefrin )
f.       Kelenjar Pienalis (Epifise )
Kelenjar ini terdapat di dalam otak, di dalam ventrikel berbentuk kecil merah seperti sebuah cemara. Kelenjar ini menghasilkan sekresi interna dalam membantu pankreas dan kelenjar kelamin.
g.      Kelenjar Pankreatika
Terdapat di belakang lambung di depan vertebra lumbalis I dan II terdiri dari sel alfa dan beta. Sel alfa menghaislkan hormon glukagon sedangakan sel beta menghasilkan hormon insulin. Fungsimhormon insulin yaitu mengendalikan kadar glukosa dan memperbaiki kemampuan sel tubuh untuk mengobservasi dan menggunakan glukosa dan lemak.
h.      Kelenjar Kelamin
1)      Kelenjar testika,  terdapat pada pria terlletak pada skrotum menghasilkan hormon testosteron.
2)      Kelenjar Ovarika, terdapat pada wanita, terletak pada ovarium di samping kiri dan kanan uterus.
5.      Patofisiologi
a.       Tipe I : IDDM
Hampir 90-95% islet sel pankreas hancur sebelum terjadi hiperglikemia akibat dari antibodi islet sel. Kondisi tersebut menyebabkan insufisiensi insulin dan meningkatkan glukosa. Glukosa menumpuk dalam serum sehingga menyebabkan hiperglikemia, kemudian glukosa dikeluarkan melalui ginjal (glukosuria) dan terjadi osmotik diuresis. Osmotik diuresis menyebabkan terjadinya kehilangan cairan dan terjadi polidipsi. Penurunan insulin menyebabkan tubuh tidak bisa menggunakan energi dari karbohidrat sehingga tubuh menggunakan energi dari lemak dan protein sehingga mengakibatkan ketosis dan penurunan BB. Poliphagi dan kelemahan tubuh akibat pemecahab makanan cadangan.
b.      Tipe II : NIDDM
Besar dan jumlah sel beta pankreas menurun tidak diketahui sebabnya. Pada obesitas, kemampuan insulin untuk mengambil dan memetabolisir glukosa ke dalam hati, muskuloskeletal dan jaringan berkurang. Gejala hampir sama dengan DM Tipe I dengan gejala non spesifik lain (pruritus, mudah infeksi)
6.      Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala yang dialami pada penderita Diabetes Melitus adalah :
a.              Nafsu makan meningkat
b.              Peningkatan urinasi ( poliuria )
c.              Rasa haus meningkat  (polydipsia )
d.             Kelelahan
e.              Kelemahan
f.               Kesemutan tangan dan kaki
g.              Kulit kering dan
h.              Luka yang lama sembuh
7.      Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan kadar glukosa pada urine dengan kriteria (WHO )
Pada sedikitnya 2 x pemeriksaan :
a.       Glukosa plasma sewaktu/random > 200 mg/dl (11,1 mmol/L)
b.      Glukosa plasma puasa/nuchter > 140 mg/dl (7,8 mmol/L)
c.       Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial) > 200 mg/dl.
            Tes Toleransi Glukosa
Tes toleransi glukosa oral : pasien mengkonsumsi makanan tinggi kabohidrat (150 – 300 gr) selama 3 hari sebelum tes dilakukan, sesudah berpuasa pada malam hari keesokan harinya sampel darah diambil, kemudian karbohidrat sebanyak 75 gr diberikan pada pasien. (Brunner & Suddarth, 2003)
Pemeriksaan fungsi tiroid: peningkatan aktifitas hormon tiroid dapat meningkatkan glukosa darah dan kebutuhan akan insulin.

8.      Penatalaksanaan
Terapi farmakologik  untuk diabetes melitus adalah :
a.       Obat Hipoglikemik Oral (OHO)
Golongan sulfonilurea seringkali dapat menurunkan kadar gula darah secara adekuat pada penderita diabetes tipe II, tetapi tidak efektif pada diabetes tipe I. Contohnya adalah glipizid, gliburid, tolbutamid dan klorpropamid. Obat ini menurunkan kadar gula darah dengan cara merangsang pelepasan insulin oleh pankreas dan meningkatkan efektivitasnya.
b.      Terapi Sulih Insulin
Pada diabetes tipe 1, pankreas tidak dapat menghasilkan insulin sehingga harus diberikan insulin pengganti. Pemberian insulin hanya dapat dilakukan melalui suntikan, insulin dihancurkan di dalam lambung sehingga tidak dapat diberikan per-oral (ditelan).
Bentuk insulin yang baru (semprot hidung) sedang dalam penelitian. Pada saat ini, bentuk insulin yang baru ini belum dapat bekerja dengan baik karena laju penyerapannya yang berbeda menimbulkan masalah dalam penentuan dosisnya.
Insulin disuntikkan dibawah kulit ke dalam lapisan lemak, biasanya di lengan, paha atau dinding perut. Digunakan jarum yang sangat kecil agar tidak terasa terlalu nyeri.

           Terapi Non Farmakologik
a.       latihan fisik atau olah raga untuk penderita diabetes mellitus harus dilakukan secara teratur yaitu 3-4x tiap minggu latihan selama 30 menit. Latihan fisik ini dikenal dengan istilah CRIPE (Continous, Rhythmical, Interval, Progressive, Endurance Training) dimana sasaran latihan ini adalah 75-80% dari denyut nadi maksimal.
b.      Makanan yang dianjurkan adalah :
1)      Karbohidrat : 50%-60%, penting untuk pemasukan kalori yang cukup
2)      Protein : 10%-20%, mempertahankan keseimbangan nitrogen dan mendorong pertumbuhan
3)      Lemak : 25%-30%, pemasukan kolesterol < 300 mg/hari, lemak jenuh diganti dengan lemak yang tidak jenuh
4)      Serat : 25 g/1000 kkal, memperlancar penyerapan gula

Adapun jenis makanan yang dianjurkan untuk penyakit gastritis
1)      Sayuran yang boleh dimakan adalah kol, kangkung, tomat, dan   oyong
2)      Sayuran dimakan menurut jumlah yang ditentukan (bayam, kacang panjang , labu siam )
3)      Buah (pisang, pepaya, jeruk )
4)      Gula sederhana tidak boleh diberikan karena gula tersebut diserap langsung dalam saluran pencernaan dan akan menaikan kadar gula darah dengan cepat
5)      Dianjurkan mengkonsumsi serat dalam jumlah yang cukup (Feingol 1990) kandungan serat akan menurunkan kecepatan absorbsi karbohidrat serta menurunkan kadar lipid  dalam serum.
9.      Komplikasi
Komplikasi jangka pendek :
a.       Hiperglikemia
                                                              i.      Insulin menurun
                                                            ii.      Glukagon meningkat
                                                          iii.      Pemakaian glukosa perifer terhambat
b.      Hipoglikemia
                                                              i.      KGD < 60 mg%
                                                            ii.      Akibat terapi insulin
c.       Ketoasidosis Diabetik  : insulin menurun, lipolisis, ketonbodi, koma
d.      Neuropati Diabetik : kesemutan, lemas, baal, mual, muntah, kembung
e.       Nefropati Diabetik : proteinuria
f.       Retinopati Diabetik : penglihatan kabur
g.      Ulkus/Gangren
h.      Kelainan Vaskuler
                                                              i.      Mikrovaskuler
                                                            ii.      Makrovaskuler

Komplikasi jangka panjang dari diabetes
Organ/jaringan yg terkena
Yg terjadi
Komplikasi
Pembuluh darah
Plak aterosklerotik terbentuk & menyumbat arteri berukuran besar atau sedang di jantung, otak, tungkai & penis.
Dinding pembuluh darah kecil mengalami kerusakan sehingga pembuluh tidak dapat mentransfer oksigen secara normal & mengalami kebocoran
Sirkulasi yg jelek menyebabkan penyembuhan luka yg jelek & bisa menyebabkan penyakit jantung, stroke, gangren kaki & tangan, impoten & infeksi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar